2014
Arkeolog asal University of Munster baru-baru ini menggali sebuah situs dan menemukan batuan Romawi unik yang menggambarkan dewa. Relief pada prasasti misterius tersebut menggambarkan Dewa tidak dikenal pada sebuah tempat perlindungan kuno di Turki. Prasasti misterius bermotif dewa tak dikenal terbuat dari batu basalt setinggi satu setengah meter digunakan sebagai dinding penopang pada dinding biara, menggambarkan kesuburan atau dewa vegetasi.
Arkeolog yang tergabung dalam penggalian diantaranya Prof Dr Engelbert Winter dan Dr Michael Blomer dari Cluster of Excellence "Religion and Politics". Temuan ini mengingatkan situs suci dewa Jupiter Dolichenus yang berdekatan dengan kota kuno Doliche di Turki Tenggara. Relief ini memberikan wawasan berharga tentang keyakinan Romawi dan menjadi tradisi diwilayah Near East kuno.
Prasasti Misterius Bermotif Dewa Kesuburan
Penggalian ini didukung German Research Foundation (Deutsche Forschungsgesellschaft, DFG), Universitas Munster Asia Minor Research Centre. Tim arkeolog yang tergabung melakukan penggalian ditempat utama kuil suci Jupiter Dolichenus dibawah arahan Prof Winter sejak tahun 2001. Sejauh ini, tim ilmuwan telah menemukan fondasi kuno dan tempat suci Romawi serta dari biara Mar Solomon abad pertengahan.
Di tahun ini, tim arkeolog berhasil menemukan situs kultus yang diperkirakan berusia 2000 tahun. Prasasti misterius bermotif dewa tak dikenal menjadi dinding merupakan tempat suci pertama Zaman Besi atau fondasi candi dewa Jupiter Dolichenus, salah satu dewa paling penting dari Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 Masehi. Tempat suci ini terletak dekat dengan kota Gaziantep pada ketinggian 3900 kaki di gunung Duluk Baba Tepesi. Arkeolog menemukan prasasti di reruntuhan biara Kristen yang berdiri dilokasi tempat kudus kuno, Awal Abad Pertengahan.
Jupiter Dolichenus adalah dewa Romawi yang tercipta dari titisan Jupiter, Raja para dewa, dan merupakan kultus Baal di Asia Minor. Dewa Baal merupakan raja dewa dan kombinasi satu dewa dimaksudkan untuk membentuk campuran yang kuat dari tradisi agung timur dan barat. Kuil biasanya tertutup untuk orang luar dan pengikut harus menjalani ritual inisiasi sebelum mereka dapat diterima sebagai umat agama misterius Romawi, sehingga sangat sedikit yang diketahui tentang ibadah sebenarnya.
Beberapa petunjuk yang bisa diperoleh dari ikonografi ini sangat jarang, kultus agama miterius dikenal luas pada abad ke-2 SM, dan mencapai puncaknya dibawah dinasti Severan pada awal abad ke-3. Setidaknya terdapat 17 kuil telah dibangun di provinsi Roma, secara substansial jauh dibawah popularitas Mithras, Isis atau Cybele. Penyembahan Jupiter Dolichenus sangat tertuju pada asal, dan kultus ini menghilang setelah jatuhnya kota Doliche ke Sassanid di abad ke-3 SM.
Agama misteri (Mystery religions) diperkenalkan Yunani-Romawi, karakterisasi utama agama ini adalah kerahasiaan yang terkait dengan keterangan inisiasi. Sementara praktek ritual mungkin tidak diungkapkan kepada orang luar, salah satu misteri yang paling terkenal dari zaman kuno Yunani-Romawi yaitu Misteri Eleusinian, bahkan mendahului Zaman Kegelapan Yunani.
Menurut Prof Winter, prasasti misterius bermotif dewa tak dikenal memberi informasi tentang bagaimana tradisi asli terselamatkan di Zaman Besi melalui orang-orang Romawi.
Blomer menjelaskan bahwa prasasti basal merupakan dewa yang tergambar pada piala dimana unsur-unsur bergambar menunjukkan dewa kesuburan. Gambaran yang paling mencolok berupa ikonografi seperti jenggot atau postur lengan yang mengarah pada penggambaran Zaman Besi.
Penggalian tahun ini lebih terkonsentrasi pada pencarian biara Mar Solomon yang masih berdiri di abad pertengahan. Reruntuhan biara terawat baik, sehingga berbagai kesimpulan tentang kehidupan dan budaya diwilayah ini berada diantara Zaman Kuno Akhir dan masuknya tentara salib. Pada tahun 2010, arkeolog menemukan reruntuhan biara dan mereka mengetahui hal itu dari sumber tertulis saja. Menurut arkeolog Blomer, semua temuan tahun ini merupakan bagian terpenting yang bisa menjawab misteri biara suci. Sejarah membentang dari awal Zaman Besi dan tempat suci Romawi dikenal diseluruh kekaisaran, dan pemanfaatan jangka panjang sebagai biara Kristen pada saat masuknya tentara salib.
Saat ini arkeolog sedang membuat kompleks situs yang luar biasa dan reruntuhan biara agar bisa diakses masyarakat. Reruntuhan biara diawetkan dan terbungkus dengan bahan khusus, tindakan ini sebagai perlindungan yang didukung Turki Zirve University di Gaziantep, mereka menyediakan sekitar 200,000 Euro untuk proyek tiga tahun. Dokumentasi digital, penggunaan quadrocopter, kendaraan jarak jauh yang dikemudikan dengan kamera 3D, semuanya dikembangkan oleh Institute for Geoinformatics dari Universitas Munster.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar