2014
Temuan gambar hewan pada sebuah artefak Mesir kuno menjelaskan beberapa catatan sistem ekologi mamalia besar yang pernah hidup di Lembah Nil selama kurang lebih 6000 tahun terakhir. Teks ini menunjukkan bahwa kepunahan spesies mungkin disebabkan iklim kering dan perkembangan populasi manusia diwilayah tersebut dan telah membuat ekosistem semakin kurang stabil.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) edisi 8 September 2014. Ilmuwan yang terlibat menemukan adanya kepunahan spesies mamalia lokal yang menyebabkan penurunan populasi dan stabilitas hewan di Lembah Nil. Justin Yeakel, mahasiswa pascasarjana di University of California, Santa Cruz, menjelaskan adanya berbagai spesies yang hidup ditengah-tengah masyarakat, hilangnya salah satu spesies pada waktu itu berdampak kecil terhadap fungsi sistem ekologi, tetapi saat ini dampaknya meningkat dan jauh lebih sensitif.
Perubahan Sistem Ekologi Lembah Nil, Mesir Kuno
Analisis ini sudah dimulai sejak tahun 2010, saat itu ketika Yeakel mengunjungi pameran Tutankhamun di San Francisco bersama Nathaniel Dominy, seorang profesor antropologi di UC Santa Cruz dan Dartmouth. Mereka menyadari adanya infromasi penting yan tertulis dalam artefak kuno dan berusaha mengupas isi teks untuk memprediksi perubahan sistem ekologi Mesir kuno, khususnya sekitar lembah sungai Nil. Paul Koch seorang ahli paleontologi yang ikut dalam tim penelitian ini, dia merumuskan pendekatan teori untuk melihat konsekuensi ekologis dari perubahan spesies. Tim ilmuwan juga melakukan analisis komputasi dinamika jaringan predator Mesir kuno.
Sekitar 6000 tahun lalu, 37 spesies mamalia berbadan besar diperkirakan hidup di Mesir tetapi hari ini hanya 8 spesies yang tersisa. Diantara spesies yang tertulis dalam teks kuno Periode Predinastik Akhir (sebelum 3100 SM) saat ini tidak lagi ditemukan di Mesir, termasuk singa, anjing liar, gajah, kijang, dan jerapah.
Menurut Yeakel, komunitas mamalia sebelumnya beragam sangat berbeda sekarang, karena jumlah spesies menurun menjadi salah satu hal utama hilangnya redundansi sistem ekologi. Beberapa spesies rusa dan herbivora kecil lainnya dianggap penting karena begitu banyak predator berbeda memangsa mereka. Bila herbivora kecil lebih sedikit, hilangnya salah satu spesies memiliki efek yang jauh lebih besar pada stabilitas sistem dan dapat menyebabkan kepunahan spesis selanjutnya.
Studi ini berdasarkan catatan yang dikumpulkan para ahli zoologi Dale Osborne, dalam buku yang diterbitkan tahun 1998 berjudul 'The Mammals of Ancient Egypt' yang menjelaskan gambaran rinci tentang populasi hewan sejarah di kawasan Mesir kuno berdasarkan bukti arkeologis dan paleontologi serta catatan sejarah. Dale Osborne menyusun database yang luar biasa ketika spesies terwakili dalam bentuk artefak, dan bagaimana perubahan sistem ekologi dari waktu ke waktu. Dengan adanya data ini, para ilmuwan menggunakan teknik pemodelan ekologis untuk melihat konsekuensi dari perubahan tersebut.
Ilmuwan mengidentifikasi lima episode perubahan sistem ekologi selama 6000 tahun terakhir ketika perubahan dramatis terjadi pada populasi mamalia Mesir kuno, tiga di antaranya bertepatan dengan perubahan lingkungan ekstrim seperti iklim bergeser ke kondisi yang lebih kering. Periode pengeringan bertepatan dengan pergolakan dalam masyarakat Mesir, seperti runtuhnya Kerajaan Lama sekitar 4000 tahun yang lalu dan jatuhnya Kerajaan Baru sekitar 3000 tahun yang lalu.
Setidaknya mereka menemukan tiga titik besar perubahan sistem ekologi ketika Mesir kuno mengalami perubahan iklim basah menjadi iklim yang lebih kering. Waktu itu dimulai pada Periode Afrika Akhir memasuki iklim lembab sekitar 5500 tahun yang lalu, ketika musim hujan bergeser ke selatan. Pada saat yang sama, kepadatan populasi manusia meningkat dan persaingan hidup di sepanjang lembah Nil berdampak besar pada populasi hewan.
Pergeseran komunitas mamalia paling penting saat ini sudah terjadi sejak 100 tahun yang lalu. Analisis jaringan predator menunjukkan kepunahan spesies dalam 150 tahun terakhir memiliki dampak sangat besar pada stabilitas sistem ekologi, setidaknya implikasi dalam memahami ekosistem modern. Tim ilmuwan melihat banyaknya ekosistem saat ini mengalami perubahan dalam satu spesies, menghasilkan pergeseran besar dalam fungsi sistem ekologi dan yang mungkin menjadi fenomena modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar