Ini adalah kali pertama fairyandfunny mengadakan kencan tunggal nonton di bioskop sambil makan di foodcourt salah satu mall di Jakarta. Setelah 5 tahun 2 bulan usia pernikahan kami, baru kali ini kesempatan kencan seperti ini datang. Bukan karena kami yang memutuskan, melainkan karena salah seorang sahabat kami sedang berulang tahun dan meminta kami menggantikannya untuk menonton film Supernova.
Dalam film yang diadaptasi dari novel karya Dee yang berjudul Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh ini, kamu akan menemukan 5 pertanyaan krusial yang mungkin akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, akan masuk ke dalam pikiranmu, atau bahkan memasuki relung hatimu.
Sayangnya, kami tidak yakin kalau semua penonton bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut selepas keluar dari bioskop.
Oleh karena itu, fairyandfunny pun bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang muncul dalam film, yang pada akhirnya juga mungkin dalam pikiran dan hatimu.
Apakah Pernikahan Itu?
Jika kamu mengira bahwa pernikahan hanya sebatas komitmen yang layak dipertahankan, bukankah artinya pernikahan sama saja dengan ajang jual beli atau bahkan prostitusi?
Bagi kami, pernikahan tentu lebih dari sekadar komitmen yang bisa dijalankan hanya karena tugas dan tanggung jawab. Pernikahan adalah peleburan yang di dalamnya kamu sudah tidak bisa membedakan mana kebahagiaan dan mana penderitaan.
Saat bumi dan langit bersatu, maka penderitaan dan kebahagiaan sama saja. (Rendra)
Begitu pula ketika pernikahan antara kamu dan dia, aku dan kamu, atau siapa pun terjadi, maka kamu sudah tidak bisa lagi membedakan mana penderitaan mana kebahagiaan karena keduanya sama saja.
Bukankah Cinta Membebaskanmu?
Saat tokoh Ferre dan Rana dalam Supernova berseteru mempersepsikan mana yang benar antara “cinta yang bebas” dengan “cinta yang butuh pengorbanan”, maka bukankah keduanya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam hidup? Sama seperti yang teratur dan yang tak teratur, yang nyata dan yang maya.
Bagaimana mungkin kamu bisa merasa bebas sementara kamu tidak pernah merasakan terkekang? Dan mana mungkin kamu bisa merasa bebas sebelum akhirnya kamu berkorban demi terbebas dari kekangan itu?
Bagi kami, pengorbanan adalah bagian dari pelayanan yang di dalam kekangan itulah kamu menemukan kemerdekaan. Kebebasan nyata, bukan semata-mata kebebasan atas persepsi orang-orang yang bercokol dalam lingkungan kehidupan.
Apakah Kamu Percaya Tuhan?
Sebelum bertanya tentang Tuhan atau menjawabnya, mari kita samakan persepsi bahwa Tuhan bukan untuk dicobai, bukan untuk dipersepsikan, dan dibuktikan.
Itulah sebabnya manusia tidak hanya wajib memercayai Tuhan, tapi meyakini-Nya karena dengan meyakini, kamu tidak ragu untuk menikmati-Nya. Namun dengan percaya, kamu perlu sesuatu untuk membuktikan-Nya.
Siapakah yang Harus Dipersalahkan Ketika Sudah Begini?
Saat kamu berselingkuh atau diselingkuhi, siapakah yang perlu dipersalahkan? Tentu benar jawaban Ferre dalam Supernova, tak ada yang perlu (bisa) dipersalahkan. Sebab manusia hanyalah sepenggal wujud yang ada di dalam keremangan antara salah dan benar. Manusia tidak pernah menjadi benar-benar salah ataupun menjelma kebenaran. Sebab kebenaran tunggal hanya ada pada-Nya. Dengan begitu, manusia hanya bisa menjadi pengamat dan penikmat, bukan hakim.
Jadilah yang menjalani, bukan yang menghakimi.
Pada akhirnya, pertanyaan demi pertanyaan hanya akan menyampaikan satu pesan sekaligus pertanyaan terakhir, siapakah aku?
Dan itulah pertanyaan penting dari segala pertanyaan yang ada, baik di dalam film Supernova, di dalam pikiran penonton, atau mungkin dalam pikiran orang yang sekarang sedang membaca tulisan ini. Bahkan, kami yang menulis. Fairyandfunny.
Bagaimana pun, manusia tidak akan pernah merasa bebas dan bahagia jika pikiran dan hatinya masih bercokol pada yang fana dan yang wujud. Itulah sebabnya, tiap orang bertanya pada Supernova sekaligus menjadi Supernova bagi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar