Dinasti Uruk adalah sebuah kota kuno Sumeria dan yang kemudian dikenal sebagai Babilonia, terletak di sebelah timur sungai Efrat sekitar 30 km sebelah timur Al-Muthanna, Irak. Situs Uruk ditemukan pada tahun 1849 oleh William Kennett Loftus yang menggali pada tahun 1850-1854. Nama Babilonia, al-Iraq, diduga berasal dari nama Uruk melalui transisi bahasa Aram (Erech) dan mungkin dari Persia Tengah (Eraq).
Uruk berkembang pada protohistoric Chalcolithic, periode Zaman Perunggu Awal dimana dalam sejarah Mesopotamia sekitar tahun 4000 hingga 3100 SM. Dinasti Uruk memainkan peran utama dalam urbanisasi awal Sumeria pada pertengahan 4000 SM, puncak kejayaannya 2900 SM. Dinasti Uruk memiliki 50,000 hingga 80,000 warga yang tinggal didalam wilayah berdinding seluas 6 kilometer persegi, sebuah kota terbesar didunia pada saat itu.
Menurut kronologi yang tertulis dalam daftar Raja Sumeria, Raja Gilgamesh memerintah Dinasti Uruk pada abad ke-27 SM. Dalam mitos dan sastra, Uruk terkenal sebagai ibukota Gilgamesh, pahlawan Epik Gilgamesh. Hal ini juga diyakini bahwa Uruk disebutkan dalam kitab Genesis sebagai Erech, kota kedua yang didirikan oleh Raja Namrud (Nimrod) di Sinear.
Sejarah Dinasti Uruk, Kerajaan Terbesar Dunia Setelah Banjir Besar
Kisah legenda Sumeria yang paling dikenal tentang keabadian, penguasa yang meminta kepada Tuhan untuk membiarkan dirinya masuk ke dalam kehidupan abadi, dia dikenal sebagai Raja Gigalmesh. Penguasa yang tidak biasa ini dijelaskan para ahli-ahli Taurat kuno dalam cerita epik, dimana mereka mengatakan;
Hal rahasia telah dilihatnya; Apa yang tersembunyi pada manusia, dia menemukannya. Dia bahkan membawa kabar sebelum banjir besar; Dia juga mengambil perjalanan jauh, melelahkan dan dibawah kesulitan. Ia kembali, dan setelah usaha keras segala jerih payahnya terukir.
Terjemahan bahasa orang-orang yang mengikuti Sumeria di Assyria, Babilonia, orang Het, Huria, semua mengatakan dan menceritakan kembali kisah tablet tanah liat yang beberapa diantaranya masih utuh, sebagian rusak, banyak terfragmentasi, memungkinkan sarjanawan menerjemahkan kisah yang sama.
Dua belas tablet dalam bahasa Akkadia merupakan bagian dari perpustakaan Ashurbanipal di Niniwe. Bukti inii pertama kali dilaporkan oleh George Smith, dimana pada saat di British Museum London bertugas memilah-milah dan mengkategorikan puluhan ribu tablet serta fragmen yang tiba di Museum dari Mesopotamia. Teks Cuneiform dari Asyur menceritakan tentang seorang raja yang mencari pahlawan Air Bah, diperkirakan tersusun tahun 2000 SM.
Pada awalnya, George Smith membaca nama raja Noah Izdubur, yang juga dikenal sebagai Raja Namrud. Sejarawan meyakini bahwa kisah tersebut memang menyangkut raja perkasa pertama setelah epic banjir besar, dan mengacu pada teks 12 tablet yang dianggap sebagai Epos Nimrod. Lebih dari kisah itu, berikutnya muncul cerita Gilgamesh yang telah diterjemahkan dari teks terdahulu termasuk sejarah lainnya di Sumeria.
Daftar Raja Sumeria menyeutkan bahwa dirinya adalah seorang penguasa Dinasti Uruk dan sesuai dengan Alkitab Erech yang dibuat sekitar tahun 2900 SM. Epik Gilgamesh merupakan karya sastra kuno, sebuah kisah yang terjadi 5000 tahun lalu. Dalam memahami sejarah Uruk tentunya juga memahami ruang lingkup dramatis Epik, catatan sejarah Sumeria menyebutkan bahwa setelah terjadinya banjir besar Nuh, kerajaan dan dinasti mulai berdiri di Kish. Berikut adalah raja-raja yang memimpin Dinasti Kish selama ribuan tahun;
- Setelah raja turun dari surga, kerajaan itu berada di Eridug. Di Eridug, Alulim menjadi raja yang memerintah selama 28,800 tahun.
- Kemudian diteruskan oleh Alalngar memerintah selama 36,000 tahun.
- En-men-lu-ana, memerintah selama 43,200 tahun
- En-men-gal-ana memerintah selama 28,800 tahun
- Dumuzid, Shepherd memerintah selama 36,000 tahun. Kemudian Bad-Tibira jatuh dan kerajaan itu pindah ke Larag.
- En-sipad-zid-ana memerintah selama 28,800 tahun. Lalu Larag jatuh dan kerajaan itu pindah ke Zimbir.
- En-men-dur-ana memerintah selama 21,000 tahun. Kemudian Zimbir jatuh dan kerajaan itu pindah ke Shuruppag.
- Ubara-Tutu memerintah selama 18,600 tahun.
Penggalian di Irak telah mengungkapkan bukti banjir lokal di Shuruppak (Tell Fara) dan berbagai kota Sumeria lainnya. Radiokarbon lapisan sedimen sungai berasal dari tahun 2900 SM, yang telah mengganggu kelangsungan permukiman, memperluas ke utara kota Kish. Polikrom tembikar dari periode Jemdet Nasr (3000-2900 SM) ditemukan langsung di bawah stratum banjir Shuruppak. Teks kuno menyebutkan, 'setelah banjir menghancurkan peradaban manusia seluruh dunia, dan kerajaan baru telah turun dari surga, kerajaan itu berada di Kish'. Dinasti Kish kemudian dipindahkan ke Uruk sebagai akibat dari ambisi Irnini atau Ishtar, sosok Dewi yang dihargai jauh sebelum Sumeria dikenal.
Dewi Ishtar Mendirikan Dinasti Uruk
Uruk awalnya hanya lokasi sebuah tempat suci, dimana Abode (kuil) untuk An bertengger di atas ziggurat besar bernama Eanna (rumah An). Ketika kunjungan Dewa An ke bumi, dia menyukai sosok Irnini, diberikannya sebuah nama 'Inanna' yang berarti Kekasih An. Tidak terlalu jauh ke selatan, di tepi Teluk Persia, Dewa Ea tinggal di Eridu dengan kondisi semi-isolasi. Disana dirinya terus mengurusi manusia, pengetahuan dan peradaban umat manusia. Inanna dikenal sangat memikat dan tubuhnya wangi, dia mengunjungi Ea dan membujuknya hingga terpikat dan mabuk. Kemudian Ea memberikan keinginannya untuk membuat Uruk sebagai pusat baru peradaban Sumeria, kerajaan pengganti Dinasti Kish.
Untuk melaksanakan rencananya, tujuan utama Inanna adalah masuk ke dalam jajaran 12 Dewa besar, kemudian Inanna Ishtar meminta dukungan dari kakaknya Utu atau Shamash. Sebelum terjadinya banjir besar, makhluk hybrid yang kawin antara Nefilim dan wanita dari ras manusia membawa murka para Dewa, praktik ini tidak lagi disukai pasca banjir besar. Imam besar kuil An pada saat itu adalah Eana, putra Shamash hasil perkawinan hybrid. Ishtar dan Shamash kemudian mengangkatnya sebagai raja Uruk, memulai tugasnya di dinasti pertama dan sekaligus sebagai raja para imam.
Menurut Daftar Raja Sumeria, Eana memerintah selama 324 tahun. Kemudian dilanjutkan oleh putranya (Enmerkar) yang ikut membangun Dinasti Uruk, memerintah selama 420 tahun. Pada masa Gilgamesh, dia penguasa dinasti kelima dan Dinasti Uruk sudah berkembang menjadi pusat Sumeria. Raja Gilgamesh dianggap memiliki garis campuran 2/3 Dewa dan 1/3 manusia. Dia memerintah Dinasti Uruk selama 126 tahun, dan fakta sejarah menyebutkan bahwa ibunya adalah Dewi Ninsun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar